Dehidrasi Saat Puasa, Sebaiknya Batal Atau Lanjut?
DokterSehat.Com– Rasa haus adaah salah satu hal yang pasti kita rasakan saat menjalankan ibadah puasa. Adanya aktivitas fisik yang berat atau suhu udara yang sangat panas, terkadang kita tak hanya merasakan haus, melainkan dehidrasi. Mengingat dehidrasi bisa menyebabkan dampak buruk bagi kesehatan tubuh, apakah kita sebaiknya membatalkan puasa jika sudah mulai merasakannya?
Penyebab Dehidrasi Saat Puasa
Dehidrasi terjadi saat tubuh kita mengalami kekurangan cairan. Tak hanya menimbulkan rasa haus, kondisi ini bisa mempengaruhi fungsi organ-organ tubuh dan sirkulasi darah.
Kondisi ini tidak akan mudah terjadi jika kita menerapkan pola makan dan minum yang baik saat sahur atau setelah berbuka, namun jika kita tidak sempat sahur misalnya, risiko untuk terkena kondisi ini saat berpuasa akan meningkat.
Dehidrasi juga bisa muncul jika kita berolahraga di pagi hari, bukannya di sore hari atau dekat dengan waktu berbuka. Selain itu, jika kita mengalami diare, muntaber, mengalami mabuk perjalanan, berkeringat parah, atau menderita diabetes, risiko untuk mengalami kondisi ini juga akan naik.
Sehidrasi Saat Puasa, Berbahayakah?
Jika kita hanya mengalami dehidrasi ringan yang memicu rasa haus, biasanya tidak akan memicu dampak yang cukup parah bagi kesehatan, apalagi jika kita sudah minum air dengan cukup saat sahur.
Jika kita mengalami dehidrasi parah, bisa jadi kondisi kesehatan akan semakin menurun. Bahkan, dalam beberapa kasus, memaksakan diri untuk terus berpuasa meski sudah mengalami dehidrasi parah bisa memicu kematian!
Hal ini disebabkan oleh terganggunya fungsi ginjal akibat minimnya cairan tubuh. Bahkan, bisa jadi hal ini akan menyebabkan gangguan pencernaan atau kerusakan otot, hingga kehilangan kesadaran.
Seperti apa gejala dehidrasi yang dianggap berbahaya? Jika kita hanya mengalami gejala seperti haus, bibir kering, badan lemas, dan perubahan warna air seni menjadi kekuningan, biasanya hal ini tidak perlu dikhawatirkan karena setelah berbuka akan pulih dengan sendirinya.
Hanya saja, jika dehidrasi bisa membuat kita mengalami peningkatan denyut jantung, peningkatan napas, sulit berpikir, linglung dan meracau, kepala pusing dengan hebat, kulit yang tidak bisa kembali ke posisi semula saat dicubit, hingga kejang atau hilang kesadaran, mau tidak mau kita harus membatalkan puasa demi mencegah dampak lebih parah.
Cara Mencegah Dehidrasi Saat Puasa
Seperti yang kita tahu, ada banyak manfaat puasa bagi kesehatan, namun jika kita tidak menerapkan pola makan dan minum yang sehat, bisa jadi akan menyebabkan dampak buruk seperti dehidrasi. Sebagai contoh, jika kita tidak mencukupi kebutuhan air putih dalam sehari saat sahur, misalnya, maka risiko untuk terkena dehidrasi akan meningkat.
Jika saat sahur kita mengonsumsi minuman berkafein seperti teh, kopi, atau minuman bersoda, maka risiko untuk terkena dehidrasi juga akan meningkat mengingat minuman ini bersifat diuretik atau memicu peningkatan frekuensi buang air kecil yang tentu akan menurunkan kadar cairan tubuh. Selain itu, terlalu banyak mengonsumsi garam juga bisa memberikan dampak yang sama.
Jika kita beraktivitas di tempat yang panas, cobalah untuk memakai pelembab bibir atau pelembab kulit. Pakailah pakaian yang bisa melindungi dari panas matahari secara langsung dan sering-seringlah berada di tempat yang teduh demi mencegah dehidrasi.
Apabila sedang mengalami diare, muntaber, demam berdarah, atau tifus, sebaiknya berkonsultasi ke dokter terlebih dahulu untuk memastikan apakah kita masih bisa menjalankan puasa atau tidak mengingat penyakit-penyakit ini bisa memicu kekurangan cairan tubuh. Jika dokter tidak mengizinkan, sebaiknya kita mematuhinya.
Selain sebagai media informasi kesehatan, kami juga berbagi artikel terkait bisnis.
Posting Komentar untuk "Dehidrasi Saat Puasa, Sebaiknya Batal Atau Lanjut?"